Pertemuan Sosialisasi Sistem Surveilans Real Time Penyakit Berbasis Laboratorium


Pada tanggal 16 – 19 Juni 2021 bertempat di Hotel Grand Savero, Kota Bogor, Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan melaksanakan kegiatan Sosialisasi Sistem Surveilans Real Time Penyakit Berbasis Laboratorium melalui web SKDR (Sistim Kewaspadaan Dini dan Respon) Versi 2.0, yang diikuti oleh masing – masing 1 perwakilan 34 Dinas Kesehatan Provinsi, Subdit Pusat, WHO Indonesia,  BBTKLPP Surabaya, BBTKLPP Banjarbaru, BTKLPP Kelas 1 Makasar, dan BBTKLPP Yogyakarta yang diwakili oleh Restu Wiratni, A.Md. K.L. (JFU Epidemiolog Kesehatan).


Pertemuan dibuka secara resmi oleh drh. Endang Burni Prasetyowati, M.Kes (Koordinator Subdirektorat Surveilans) yang menyampaikan web SKDR Versi 2.0 merupakan pengembangan dari sistem pencatatan dan pelaporan penyakit berbasis laboratorium sebelumnya, Aplikasi ini memuat hasil pengamatan suatu kejadian penyakit berdasarkan informasi dari pemeriksaan Laboratorium pada 23 penyakit menular potensial KLB/wabah berupa laporan data mingguan dari Puskesmas seluruh kabupaten/kota di setiap provinsi. Pelaporan dilakukan secara online sehingga memungkinkan alert untuk dimonitor langsung oleh pusat, kelengkapan dan ketepatan pelaporan, serta respon terhadap alert setiap minggunya menjadi tolak ukur kualitas laporan SKDR.


Dilanjutkan paparan 3 materi mengenai: 1) Peran Laboratorium dalam Mendukung P2P oleh drh. Endang Burni Prasetyowati, M.Kes yang menyampaikan saat ini surveilans sudah pada era biomolekuler, sehingga kemampuan laboratorium sangat diperlukan untuk mendukung surveilans, Kementerian Kesehatan saat ini akan mengembangkan Laboratorium Kesehatan Masyarakat (Labkesmas). Labkesmas adalah laboratorium untuk menunjang surveilans penyakit, melakukan pengujian diagnostik klinis, skrining bayi baru lahir, pengujian lingkungan dan radiologis, dukungan tanggap darurat, deteksi wabah, keamanan pangan, penelitian terapan, pelatihan laboratorium dan layanan penting lainnya kepada masyarakat yang mereka layani, 2) Pengenalan dan Praktik web SKDR Versi 2.0 oleh Ir. Ubaidillah (WHO Indonesia), pada sesi ini peserta diminta untuk mengisi pretest dan posttest terkait SKDR, setelah itu peserta diminta untuk praktek menggunakan web SKDR. Namun, praktik yang disediakan adalah dalam posisi user adalah petugas puskesmas, dan 3) Assessment Surveilans Berbasis Laboratorium oleh dr. Irma Gusmi Ratih, M.Epid (Epidemiolog Kesehatan Ahli Muda Subdirektorat Surveilans) yang menyampaikan Laboratorium Kesehatan Masyarakat berkoordinasi dan bekerjasama dengan Kemenkes, Dinkes Prov, Dinkes Kab/Kota untuk melakukan Surveilans, Screening, Testing untuk Kesehatan lingkungan, testing untuk KLB, dan Surveilans berbasis masyarakat. Selanjutnya, dilakukan forum diskusi dengan membagi seluruh peserta menjadi 3 kelompok dengan membahas hal – hal terkait review singkat praktik web SKDR Versi 2.0.


Acara ditutup dengan penyampaian hasil diskusi kelompok yang disusun sebagai point – point dalam rencana tindak lanjut implementasi web SKDR Versi 2.0 dan dasar perencanaan dan pengambilan keputusan selanjutnya.