Workshop Pengembangan Teknologi Pangan Siap Saji-Online


Pada hari Rabu tanggal 28 April 2021, diselenggarakan Workshop Pengembangan Teknologi Pangan Siap Saji Online oleh Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat. Acara di buka oleh Direktur Kesehatan Lingkungan Ibu drg. R. Vensya Sitohang M, Epid.

Peserta workshop diikuti oleh B/BTKLPP se Indonesia, KKP se Indonesia , dan Dinas Kesehatan se Indonesia (34 Provinsi). Sedangkan peserta dari BBTKLPP Yogyakarta diikuti oleh Dr. dr. Irene, M.K.M., Kepala BBTKLPP Yogyakarta, Bersama-sama dengan Koordinator, Sub Koordinator dan JFT Sanitarian Bidang Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL).

Pelaksanaan workshop ini secara khusus bertujuan untuk mendapatkan informasi terkait pengembangan bidang pangan siap saji baik dari segi teknologi maupun kajian terkini dari perguruan tinggi, sehingga dapat memberikan manfaat bagi petugas Kesehatan secara khusus dan masyarakat secara umum.

Materi Workshop Pengembangan Teknologi Pangan Siap Saji Online disampiakan oleh 3 narasumber yaitu Prof. Dr. Ir. Ratih Dewati Hariyadi, M.Sc. dari Fakultas Teknologi Pertanian, IPB dengan judul materi Status Keamanan Pangan Siap Saji, Dr. Agus Suyanto, S.TP., M.Si. dari Universitas Muhammadiyah Semarang dengan judul materi Praktek Hygiene Sanitasi Penjual Rujak di Semarang, dan Dr. Nurhayati, S.TP., M.Si. dari Universitas Jember yang menyampaikan dua materi yaitu Prevalensi Cemaran Mikroba pada Gado-Gado PKL dan Determinasi Kandungan Akrilamid pada Jajanan Cimol PKL.

Dari pemaparan materi 1 disampaikan bahwa Pangan yang layak (suitable) dan aman (safe) dapat mengurangi kehilangan pangan, penyakit bawaan pangan dan permasalahan perdagangan pangan, Data dari berbagai negara menunjukkan bahwa pangan siap saji (industri jasa boga) seringkali menyebabkan KLB. Lima kunci WHO (Clean,Cook,Separate,Keep, Water-Raw Materials) dapat diaplikasikan untuk pengendalian keamanan di semua tahap untuk mencapai keamanan pangan from farm to table dan Transformasi pengetahuan/sikap menjadi perilaku: budaya keamanan pangan.

Pemaparan materi 2 disampaikan bahwa kondisi hygiene sanitasi pedagang rujak di Semarang 25% kurang (skor<60) dan 75% Sedang (skor60-80), Angka lempeng total mikroba sampel rujak masih dibawah ambang 1x 10 pangkat 6 koloni/gram, uji koliform tidak ditemukan bakteri E.Coli. Disarankan perlu upaya peningkatan skor hygiene sanitasi sehingga mencapai kondisi Baik (skor>80), dan perlu Kerjasama riset hygiene sanitasi dan variabel penyertanya agar penanganannya bisa lebih komprehensif.

Pemaparan materi 3 disampaikan hasil pengujian gado-gado bahwa ada paparan bakteri enterik pada gado-gado mencapai 10 pangkat 4 cfu/25g dan batas SNI pada pangan sajian E. coli sejumlah 1 x 10 pangkat 1 cfu/g, Salmonella sp. negatif/25g. Sedangkan untuk penelitian akrilamid pada cimol ditemukan level akrilamid sebesar 4,5 - 12,9 mg/kg.

Acara Workshop Pengembangan Teknologi Pangan Siap Saji Online ditutup oleh Koordinator Substansi Penyehatan Pangan.