Pelatihan Daring Penggunaan Alat Laboratorium Tes Cepat Molekuler Tuberculosis (TCM) Dan Pengaturan Jejaring Laboratorium Untuk Balai / Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Lingkungan (B/BTKLPP)


Pada hari rabu dan kamis, 17-18 Februari 2021 telah dilaksanakan workshop daring dengan tema “ Penggunaan Alat Laboratorium Tes Cepat Molekuler Tuberculosis (TCM) Dan Pengaturan Jejaring Laboratorium untuk Balai/Balai Besar  Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Lingkungan (B/BTKLPP). Acara di selenggarakan oleh Ditjen P2P Subdit TB. Peserta dari  BBTKLPP Yogyakarta acara workshop adalah personil  Bidang PTL, personil  Bidang Surveilans Epidemologi dan Tenaga Teknis Laboratorium. 

Acara workshop ini di buka dengan materi tentang kebijakan program pengandalian TB yang di sampaikan oleh Kasubdit TB dr. Imran Pambudi, MPHM. Beliau menyampaikan tentang komitmen nasional dan global penanganan TB, yaitu peran Indonesia dalam melakukan eliminasi TB tahun 2030. Hal ini tentu harus di dukung dengan kebijakan kebijakan dan program yang salah satunya yaitu pemanfaatan Tes Cepat Molekuler (TCM) TB untuk melakukan screening dan membantu menegakkan diagnosa TB SO maupun RO dengan menggunakan alat Gen Xpert yang saat ini BBTKLPP Yogyakarta sudah mempunyai 2 (dua) unit yang tergabung dalam Mobile Laboratorium Surveilans dan ada di laboratorium Mikrobiologi Klinis 1 (satu) unit. 

Acara dilanjutkan dengan pemaparan materi-materi berkenaan teknis pengoperasian alat yang meliputi hasil alur alogritma TB dengan TCM serta   proses pengambilan  spesimen sampai hasil pemeriksaan keluar. Materi selanjutnya adalah proses administrasi yaitu mengenai pengelolaan logistik dan bagaimana cara pengadaannya, pengisian Sistem Informasi Tuberkuosis (SITB), pelaporan bulanan penggunaan TCM serta mekanisme pengajuan klaim untuk pemeriksaan TCM. Pada prinsipnya alur pemeriksaan TCM adalah kita harus melakukan pengecekan logistik apakah jumlah persediaan reagen dan BHP mencukupi kemudian di lanjutkan dengan identifikasi spesimen apakah layak untuk di periksa atau tidak, melakukan registrasi spesimen pada SITB, melakukan pemeriksaan TCM dan mengeluarkan hasil pemeriksaan  sehingga di dapatkan proses pengerjaaan TCM secara terintegrasi dan utuh. Selain  itu juga di perlukan mekanisme koordinasi yang jelas dengan dinas kesehatan dan fasyankes setempat sehingga kasus TB SO maupun RO yang di temukan bisa di lacak  dan diobati sampai sembuh.

Acara ditutup oleh dr. Endang Lukitosari. Beliau berpesan supaya selama 2 hari ini, materi workshop bisa di serap dengan baik dan diimplementasikan saat  penggunaan alat TCM yang sudah di berikan sehingga selaras dengan komitmen nasional eliminasi TB pada tahun 2030. Beliau juga menyampaikan bahwa masih ada tugas yang perlu di selesaikan mengenai peran B/BTKLPP supaya menjadi lebih jelas dalam pemeriksaan TCM ini sehingga tidak terjadi tumpang tindih dengan fungsi fasyankes ataupun laboratorium kesehatan yang berada di daerah.