"Pengajian Rutin DWP D.I. Yogyakarta"


Pada hari Rabu, 10 Februari 2021 dilaksanakan pengajian rutin Darma Wanita Persatuan Daerah Istimewa Yogyakarta dengan tema Muhasabah Menyambut Musibah. Acara dilaksanakan secara daring melalui aplikasi zoom dan live streaming di Jogja Istimewa TV (JITV) dari Ruang Rapat Unit 9 Kepatihan, Danurejan, Yogyakarta.
Perwakilan dari DWP BBTKLPP Yogyakarta yang menghadiri pengajian tersebut secara daring sebanyak tiga orang yaitu Ketua DWP BBTKLPP Yogyakarta, Ibu Hesti Rahmawati Sayekti Udi Utama serta dua orang pengurus DWP BBTKLPP Yogyakarta, Ibu Evi Asmilaningsih Aslam Fahmiaji dan Ibu Atikah Mulyawati.
Acara dimulai dengan pembukaan oleh pembawa acara, dilanjutkan pembacaan ayat suci Al Quran dan asmaul husna oleh Ibu Rita Maysyaroh, S.Ag. Sambutan pertama disampaikan oleh perwakilan penyelenggara pengajian, Ibu Pipit Roni Primanto. Beliau menyampaikan bahwa pengajian DWP yang sempat terhenti di tahun 2020 akan digiatkan di tahun 2021 meskipun dilaksanakan secara daring.
Sambutan kedua disampaikan oleh Wakil Ketua DWP D.I. Yogyakarta Ibu Priyantinah Trisaktiyana. Beliau menyampaikan pentingnya pengajian ini tetap terlaksana di saat pandemi penyakit yang tidak tahu kapan akan berakhir dan sebagai wahana menyebarkan semangat keagamaan dan menyuburkan keimanan dalam menghadapi kehidupan.
Acara inti yaitu tausiyah disampaikan oleh Ustadz Budi Setiawan. Beliau menyampaikan bahwa muhasabah berasal dari akar kata hasiba-yahsabu-hisab yang artinya melakukan perhitungan. Secara istilah keagamaan, muhasabah berarti suatu upaya mengevaluasi diri sendiri atau kolektif, yakni memeriksa adanya kebaikan dan keburukan dalam segala aspek. Sedangkan musibah berasal dari kata a-sha-ba yang berarti sesuatu yang menimpa kita. Dengan begitu arti kata musibah adalah sesuatu yang netral.
Muhasabah merupakan soluasi atas musibah. Dengan bermuhasabah, seorang hamba yang beriman akan selalu memperhitungkan diri sendiri sebelum menilai orang lain. Apa dirinya sudah pantas sebagai hamba Allah SWT yang baik? Apakah amalan-amalannya bernilai? Muhasabah juga merupakan tolak ukur keimanan, artinya keimanan seorang hamba Allah ditentukan oleh sejauh mana dia dapat menerapkan muhasabah dalam kehidupannya.
Beliau juga mengajak untuk bersama-sama melantunkan doa agar terhindar dari penyakit, berikut doa tersebut:
"Ya Allah, sungguh aku berlindung kepada-Mu dari penyakit belang, gila, lepra, dan dari keburukan segala segala macam penyakit." (HR Abu Daud nomor 1554 dan Ahmad).