Pelatihan Pengoperasian Laboratorium Bergerak Bio Safety Level / BSL-2 Predator (Precise Data & Monitor) Di Bbtklpp Yogyakarta


Kementerian Kesehatan RI melalui Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit telah menempatkan Laboratorium Bergerak BSL (Bio Safety Level) – 2 ke 10 B/BTKLPP se Indonesia guna menyediakan fasilitas surveilans 3T (Test, Trace and Treatment/Isolation) sebagai upaya pemerintah dalam penanggulangan pendemi ke seluruh penjuru negeri. Pada hari senin dan selasa tanggal  25-26 Januari 2021 telah diselenggarakan pelatihan terkait tata cara operasional mobil Lab tersebut via online & offline. Kegiatan dihadiri langsung oleh Kepala BBTKLPP Yogyakarta, Dr. dr. Irene, M.K.M.,Kepala Bidang PTL, Indah Nur Haeni, S.Si, M.Sc, Kepala Bagian Tata Usaha, Sayekti Udi Utama, S.K.M.,M.Kes dan juga perwakilan dari tim penguji laboratorium COVID-19 BBTKLPP Yogyakarta. Acara dibuka oleh Prof. Dr. Apt. Keri Lestari D.,M.Si. Dalam sambutannya menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan pelatihan tahap ketiga, dimana yang pertama merupakan pelatihan mobil, kedua pelatihan alat – alatnya dan yang ketiga adalah tata cara bagaimana mengoperasikan laboratorium bergerak BSL-2. Mobil  Laboratorium Bergerak BSL-2 ini tidak hanya sekedar laboratorium bergerak saja tetapi juga merupakan satu kesatuan dari konsep untuk Test, Tracing dan Isolation yang dapat membantu mengatasi permasalahan pemerintah dalam melakukan uji laboratorium. Dengan kegiatan pelatihan ini nantinya diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai bagaimana teknis penggunaan Laboratorium Bergerak BSL (Bio Safety Level) – 2 sehingga dapat menjadi salah satu solusi dan bermanfaat untuk mengatasi pandemi COVID-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya. 

Acara dilanjutkan sambutan dari Kepala BBTKLPP Yogyakarta yang menyampaikan bahwa pelatihan ini membawa angin segar khususnya bagi BBTKLPP Yogyakarta dimana dengan adanya fasilitas ini karena  kapasitas test COVID-19 di DIY menjadi bertambah. Sesuai dengan konsep Kementerian Kesehatan RI saat ini dalam menangani pandemi COVID-19 adalah melakukan Test, pelacakan kontak (Trace) dan meng-isolasi pasien (Isolation). Mobil laboratorium bergerak surveilans ini difokuskan untuk kasus COVID-19, namun setelah  COVID-19 selesai, mobil masih bisa digunakan untuk kegiatan - kegiatan surveilans lainnya yang merupakan tupoksi dari BBTKLPP Yogyakarta. Kendala belum terlihat karena sampai saat ini mobil belum diuji coba, namun dapat dipastikan bahwa mobil laboratorium bergerak ini merupakan mobil yang perlu penanganan khusus.  Dengan adanya pelatihan hari ini segera akan dipraktekan agar segala sesuatu yang diperlukan dapat dipersiapkan dengan baik sehingga minggu depan diharapkan mulai dapat beroperasi di area Yogyakarta, terutama ke daerah – daerah yang terjadi lonjakan kasus COVID-19. Diakhir sambutannya dr. Irene berharap tim teknisi agar terus berkontak dengan tim dari BBTKLPP Yogyakarta apabila kedepannya masih ditemukan kendala – kendala dalam pengoperasionalannya. Tidak lupa ucapan terimakasih untuk seluruh tim yang sudah merancang dan membuat mobil ini sehingga BBTKLPP Yogyakarta mempunyai mobil bergerak yang lebih representatif. Dengan adanya Laboratorium Bergerak BSL (Bio Safety Level) – 2 ini diharapkan dapat membantu upaya percepatan dalam penanggulangan COVID-19 dan lebih memberikan kontribusi yang lebih berarti dari seluruh BBTKLPP seluruh Indonesia untuk dapat melancarkan percepatan pemeriksaan dan juga tracing. Acara dilanjutkan dengan praktek penggunaan Alat di dalam Mobile Lab yaitu pengoperasian Aplikasi InaTTI sekaligus penyampaian materi dan tanya jawab oleh Tim InaTTI, tim BSC, dan tim autoclave yang dilaksanakan secara online. Selanjutnya pelatihan dilakukan secara offline untuk materi dan praktek penggunaan mesin ekstraksi otomatis, penggunaan alat TCM genexpert, dan penggunaan mesin PCR. 

Pelatihan aplikasi InaTTI dipandu oleh tim InaTTI yang diwakili oleh ibu Putri kholilah dan Bp. Andy Sudartono. Materi dan praktek pelatihan aplikasi InaTTI terdiri dari setting Wifi,  setting Tab dan Printer, setting laptop, setting PC PCR yang dilanjutkan dengan uji coba pendaftaran user, uji coba absen kehadiran, uji coba printer, uji coba template .txt, uji coba import hasil .ixo, dan uji coba local host. 

Pelatihan penggunaan BSC dipandu oleh tim BSC (dari PT. Biobase), meliputi cek kelengkapan alat, setting BSC, dan uji fungsi BSC. Adapun untuk pelatihan penggunaan autoclave dipandu oleh tim autoclave (PT. Cobra Dental), meliputi cek kelengkapan autoclave, setting dan uji fungsi autoclave.

Praktek penggunaan alat ekstraktor otomatis dipandu oleh APS Genolution, meliputi cek kelengkapan alat, setting dan uji fungsi alat, serta teknik pengamanan alat pada kondisi mobil bergerak untuk menghindari kerusakan alat. Dari hasil uji fungsi alat diperoleh hasil RNA template yang selanjutnya digunakan sebagai RNA Template dalam uji coba reagen dan mesin PCR. Acara pelatihan dilanjutkan dengan praktek penggunaan mesin PCR Cobas Z480 dan reagen VIASURE SARS-CoV 2 Real Time PCR Detection Kit (VS-NCO-212L) yang dipandu oleh APS tim PCR/ Biosensor. Praktek diawali dengan pengenalan alat dan reagen, dilanjutkan mixing reagen, add template, running PCR, dan analisis hasil pengujian. Uji fungsi alat dan reagen PCR dilakukan dengan sample hasil ektraksi otomatis Genolution dan RNA dari lab. Virologi (RNA positif SARCov-2). Dari hasil analisis hasil PCR dinyatakan bahwa hasil uji fungsi baik dan sesuai. Pelatihan dilanjutkan dengan praktek penggunaan alat TCM Genexpert yang dipandu oleh APS TCM. Praktek meliputi cek kelengkapan alat, setting alat, pengenalan reagen (catridge untuk TB dan SARCov), teknik preparasi sampel dan add sample pada catridge, running TCM dan analisis hasil, serta uji fungsi alat. Dalam uji fungsi alat TCM dilakukan running untuk pemeriksaan TB dan SARCov, dengan hasil uji fungsi baik. Sebagai catatan, alat TCM di mobil predator belum dilengkapi dengan UPS, sehingga jika terjadi gangguan listrik dapat mengganggu kinerja alat.