Orientasi Bahasa Isyarat bagi Petugas Kesehatan di Unit Pelayanan Teknis (UPT) Kementerian Kesehatan


Komunikasi merupakan kunci bagi petugas kesehatan untuk menyampaikan berbagai informasi, edukasi maupun tata laksana dalam pelayanan kesehatan kepada semua orang termasuk penyandang disabilitas tuli. Untuk itu, Direktorat P2PTM menyelenggarakan Orientasi Bahasa Isyarat bagi Petugas Kesehatan di Unit Pelayanan Teknis (UPT) Kementerian Kesehatan secara virtual melalui zoom dan youtube pada tanggal 10 Desember 2020. Sebanyak 157 peserta mengikuti kegiatan ini melalui zoom. Acara berlangsung sekitar tiga jam. Peserta kegiatan adalah petugas kesehatan di seluruh UPT Kemenkes, termasuk BBTKLPP Yogyakarta yang diwakili oleh JFU Pranata Humas Ahli, Sri Ningsih, S.ST., M.T. 


Sambutan dan pembukaan acara oleh Direktur P2PTM yang diwakili oleh Kepala Subdit. Gangguan Indera dan Fungsional, dr. Edduwar Idul R, SPKJ. Dalam sambutannya disampaikan permohonan maaf Direktur P2PTM tidak dapat menghadiri acara karena bersamaan dengan tugas lain. Terima kasih dan penghargaan juga diucapkan kepada seluruh peserta yang telah hadir secara daring. Menurut data World Health Organization (WHO) pada tahun 2018 sekitar 430 juta penduduk mengalami gangguan pendengaran yang akan terus meningkat jika tidak ditangani. Pada tahun 2050 diperkirakan sekitar 900 juta penduduk mengalami gangguan pendengaran. Dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, pasal 12 mengatur tentang delapan hak kesehatan termasuk salah satunya hak memperoleh informasi dan komunikasi dalam pelayanan kesehatan. Untuk itu dirasa perlu meningkatkan kemampuan petugas sehingga dapat berkomunikasi dengan teman tuli. Selanjutnya untuk pelaksanaan kegiatan akan dibagi menjadi enam class room. Selamat mengikuti.


Sebelum masuk acara inti terlebih dahulu diberikan pengantar oleh Tim Pusat Bahasa Isyarat Indonesia (Pusbisindo), Bapak Iwan Satryawan selaku Instruktur yang dibantu oleh Sdr. Edo dan Sdri. Intan selaku Juru Bahasa Isyarat. Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (Gerkatin) didirikan pada tanggal 23 Februari 1981 pada Kongres Nasional Pertama di Jakarta. Fungsi lokal bahasa isyarat  adalah untuk tetap dipertahankan dan dikembangkan sebagai kebudayaan dan kebanggaan teman-teman tuli di Indonesia,  membantu komunikasi teman tuli, sebagai media akses pendidikan untuk anak-anak tuli. Jenis bahasa isyarat : bahasa isyarat Jakarta, Yogyakarta, Bali, Makasar, Pare-Pare. Cara memanggil/menarik perhatian bagi teman tuli dengan cara menyalakan lampu, menepuk bahu, dengan lambaian, dengan menepuk meja.  Manfaat bahasa isyarat  yaitu belahan otak kanan dan kiri bisa berkembang dan bisa berkomunikasi dengan disabilitas (tuli dengan bahasa isyarat, tuli dan buta dengan rabaan). Yang dibutuhkan oleh teman tuli adalah juru bahasa isyarat, guru yang mahir berbahasa isyarat, ada rekan kerja yang bisa bahasa isyarat, dukungan dari orang-orang dengar bahwa bahasa isyarat adalah bahasa tuli. Bahasa isyarat dapat digunakan pada acara televisi, bidang kesehatan, bidang peradilan, rumah sakit, seminar.  Bahasa isyarat tiap negara berbeda tapi tujuan dan maksudnya sama.


Setelah pengantar dirasa cukup kemudian dilanjutkan dengan penyampaian materi sekaligus praktek. Pada sesi ini peserta dibagi menjadi enam class room. BBTKLPP Yogyakarta masuk dalam room 1 dengan instruktur  Bapak Iwan Satryawan dari Pusbisindo. Dalam materinya disampaikan alphabet jari Indonesia dari A-Z dan beberapa kata/kalimat sederhana yaitu perkenalan diri (nama, alamat rumah, jumlah anak) dan bahasa isyarat dalam pelayanan kesehatan (dokter, perawat, macam-macam jenis sakit). 

 

Diharapkan ada kelanjutan dari kegiatan ini karena ini baru awal dan dasar-dasar saja yang bisa disampaikan. Dengan adanya orientasi ini sangat bermanfaat bagi petugas pelayanan pada umumnya dan petugas pelayanan BBTKLPP Yogyakarta pada khususnya. Petugas BBTKLPP Yogyakarta diharapkan lebih siap dalam melayani sehingga pelanggan disabilitas tuli merasa nyaman karena dapat terlayani dengan baik. Acara ditutup dengan foto bersama.