Penyelengaraan Seminar Daring Nasional Seri 2: Esensi Surveilans Sirkulasi Serotipe Virus Dengue Dalam Kewaspadaan Dini KLB Demam Berdarah Dengue


Dalam rangka upaya menyamakan pemahaman antara praktisi di lapangan dan para penentu kebijakan mengenai pentingnya surveilans sirkulasi dan distribusi serotipe virus dengue yang menginfeksi populasi dalam suatu wilayah bagi para tenaga fungsional teknis atau umum di bidang Epidemiologi, Entomologi dan Sanitarian serta fungsional teknis terkait lainnya yang ada di pusat maupun daerah, serta bagi para pemangku kepentingan di lingkungan Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik (Dit. P2PTVZ), dinas kesehatan, dan fasilitas pelayanan kesehatan, pada tanggal 21 November 2020 diselenggarakan seminar daring nasional dengan tema Esensi Surveilans Sirkulasi Serotipe Virus Dengue Dalam Kewaspadaan Dini KLB Demam Berdarah Dengue (DBD). Seminar diselenggarakan oleh Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta, bekerjasama dengan Direktorat P2PTVZ, WHO Indonesia, Perkumpulan Entomologi Kesehatan Indonesia (PEKI) Pusat serta PEKI Cabang Jawa Tengah-Daerah Istimewa Yogyakarta, Perkumpulan Pemberantasan Penyakit Parasit Indonesia (P4I), dan Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Cabang D.I. Yogyakarta. Seminar daring ini diikuti oleh 688 orang yang berasal dari latar belakang dan institusi terkait di berbagai daerah Indonesia.

Kegiatan seminar daring diawali dengan laporan ketua panitia penyelenggara (Dian Trikoriati, S.T, S.K.M.,M.P.H), sambutan Kepala BBTKLPP Yogyakarta (Dr. dr. Irene, M.K.M), sambutan Ketua PEKI (Dr. Suwito, S.K.M.,M.Kes), sambutan Ketua Umum PAEI Cabang DIY (drg. Th. Baning Rahayujati, M.Kes), sambutan perwakilan WHO Indonesia (Achmad Naufal Azhari, M.K.M), serta  sambutan dari Direktur P2PTVZ (Dr. drh. Didik Budijanto, M.Kes) yang sekaligus membuka seminar secara resmi.

Acara dilanjutkan dengan sesi paparan materi dan diskusi secara panel, lima narasumber memaparkan 5 topik materi tentang: (1) Up Date KebijakanPengendalian DBD di Era Adaptasi Kebiasaan Baru disampaikan oleh Dr. drh. Didik Budijanto, M.Kes; (2) Pelaksanaan Sistim Surveilans Sentinel Dengue (S3D) dan Implikasinya terhadap Program Pengendalian DBD di Indonesia oleh dr. Tiffany Tiara Pakasi, M.A; (3) Asosiasi Sirkulasi Serotipe Virus Dengue dan KLB DBD di Indonesia oleh R. Tedjo Sasmono, Ph.D; (4) Pengalaman dan Tantangan di Lapangan dalam Pelaksanaan Surveilans S3D oleh dr. Rini Dwi Lestari, M.Sc, Sp.A ; dan (5) Dukungan BBTKLPP Yogyakarta dalam Surveilans Arbovirosis di Provinsi Jateng dan DIY oleh Dr. dr. Irene, M.K.M..  Seminar daring ini dipandu oleh moderator Dr. dr. Rita Kusriastuti, M.Sc, (Ketua P4I Pusat dan Wakil Ketua CCM Global Fund ATM Indonesia sekaligus Senior Konsultan untuk proyek Bantu-USAID). 

Dari seminar ini dapat disimpulkan bahwa riset yang belum terintegrasi harus lebih terbuka sehingga data hasil riset dapat dipergunakan untuk melengkapi program-program kegiatan. Kematian yang diakibatkan oleh DBD salah satunya dipengaruhi tingkat keparahan infeksi virus dengue. Hasil-hasil penelitian menunjukkan ada hubungan tingkat keparahan penyakit DBD dengan serotipe virus dengue yang menginfeksi penderita. Karena itu penting dipantau teratur (surveilans) sirkulasi dan distribusi virus dengue yang menginfeksi populasi dalam suatu wilayah. Dengan informasi tersebut diharapkan dapat dilakukan upaya respon cepat dalam mengantisipasi kemungkinan terjadinya peningkatan frekuensi penularan kasus sehingga KLB dapat dicegah secara dini. 

Dalam sambutan penutupan, Kepala BBTKLPP Yogyakarta menyampaikan bahwa B/BTKLPP se Indonesia siap mendukung Direktorat P2PTVZ khususnya  terkait surveilans serotipe virus dengue dan berharap surveilans dengue terus dilaksanakan bersama-sama dengan menambah jumlah sentinel/wilayah, mengingat B/BTKLPP se Indonesia mencakup layanan ke 34 propinsi, sehingga dapat menambah data/masukkan-masukkan yang banyak untuk dengue, karena dari tahun 1968 - sekarang permasalahan ini belum selesai, walaupun berbagai upaya sudah dilakukan.