Kunjungan Kerja Tim Task Force Kementerian Kesehatan Ri Di Provinsi Jawa Tengah Dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19


Tim Task Force Penanganan COVID-19 wilayah Jawa Tengah yang dipimpin oleh Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Peningkatan Pelayanan, Brigjen TNI (purn), dr. Jajang Edi Priyatno, Sp.B., M.A.R.S., melakukan kunjungan kerja ke Kota Semarang Provinsi Jawa Tengah yang dimulai pada hari Kamis, 17 September 2020. Tim Kementerian Kesehatan terdiri dari perwakilan Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, BBTKLPP Yogyakarta, KKP Semarang, Poltekes Semarang, dan Poltekes Surakarta. Tim BBTKLPP Yogyakarta yang mendampingi Staf Khusus Menteri Kesehatan adalah Kepala BBTKLPP Yogyakarta, Dr. dr. Irene, M.K.M, dan Kepala Bidang Surveilans Epidemiologi, dr. Yohanna Gita Chandra, M.S. 


Kunjungan kerja ini dilakukan dalam rangka menindaklanjuti instruksi Presiden Joko Widodo untuk segera melakukan upaya mitigasi dan percepatan penanganan COVID-19 terhadap sembilan provinsi dengan tingkat penularan COVID-19 yang masih tinggi, termasuk Provinsi Jawa Tengah. Rangkaian kunjungan kerja dimulai pada tanggal 17 September 2020 melalui pertemuan dengan jajaran direksi RSUP dr. Kariadi Kota Semarang. Pada kesempatan tersebut, dr. Jajang menekankan pentingnya kepatuhan dan kedisiplinan seluruh pihak untuk menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker dengan baik dan benar, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta menjaga jarak aman. Protokol kesehatan adalah bentuk perlindungan terbaik, sembari menunggu ditemukannya vaksin definitif COVID-19. Selain itu, dr. Jajang juga menjelaskan bahwa saat ini ketersediaan ruang isolasi menjadi salah satu perhatian utama pemerintah untuk mengendalikan COVID-19. Untuk itu, RSUP dr. Kariadi didorong untuk menambah kapasitas ruangan, sebagai bentuk antisipasi manakala terjadi lonjakan pasien. Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama RSUP dr. Kariadi, dr. Agus Suryanto, Sp.PD-KP., M.A.R.S., M.H., menyatakan bahwa sebagai Rumah Sakit Rujukan Nasional COVID-19 untuk wilayah Jawa Tengah, pada pasien bergejala sedang-berat, pihaknya telah menyiapkan langkah-langkah strategis diantaranya menyiapkan 150 ruang isolasi, mencukupi kebutuhan APD, menyiapkan 16 ruang ICU (2 ruang ICU untuk anak-anak dan 14 ruang ICU untuk dewasa), dari jumlah tersebut 5 di antaranya masih kosong. Bahkan, apabila sewaktu-waktu terjadi lonjakan pasien, RSUP dr. Kariadi telah menyiapkan 1 gedung khusus yakni Gedung Rajawali dengan kapasitas 300 tempat tidur. Dukungan ketersediaan tempat tidur, juga datang dari jaringan rumah sakit yang ada di Kota Semarang. Dari segi diagnostik, laboratorium RSUP dr. Kariadi mampu melakukan pengujian RT-PCR COVID-19 dengan kapasitas sekitar 400-450 per hari. Ssebagai RS Rujukan COVID-19, RSUP dr. Kariadi juga melakukan audit terhadap kasus yang meninggal. Sebagian besar kasus kematian disebabkan oleh komorbid (penyakit penyerta). Untuk menindaklanjuti hal tersebut, telah dilakukan identifikasi komorbid serta intervensi pasien komorbid.


Selanjutnya, Tim Task Force Penanganan COVID-19 Jawa Tengah menghadap Gubernur Provinsi Jawa Tengah, H. Ganjar Pranowo, S.H, M.IP., yang didampingi oleh beberapa pejabat di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah, salah satunya Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, dr. Yulianto Prabowo, M.Kes. Pimpinan Tim Kemenkes RI menyampaikan maksud kedatangan kepada Gubernur. Dalam sambutannya, Gubernur Provinsi Jawa Tengah menyatakan siap melakukan upaya-upaya ekstra untuk penanganan COVID-19 di wilayahnya. Berbagai pendekatan kepada masyarakat untuk terus disiplin terhadap protokol kesehatan dilakukan hingga level pemerintahan paling bawah, termasuk melalui media sosial, saat berolahraga, maupun saat kunjungan-kunjungan ke daerah. Pemda Provinsi Jateng juga memiliki program pengendalian COVID-19 dengan melibatkan masyarakat setempat yakni Jogo Tonggo, sebuah kearifan lokal yang sebelumnya telah ada dalam kehidupan masyarakat Jawa, kini dihidupkan kembali di masa pandemi COVID-19. Untuk mempercepat pengendalian penyebaran COVID-19 di Jawa Tengah, Pemda Provinsi Jawa Tengah telah membentuk tim khusus, termasuk untuk melakukan audit kematian, audit kesembuhan maupun audit laboratorium. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah menambahkan, selain meningkatkan pelayanan di rumah sakit, dilakukan juga penguatan pra hospital dengan terus menerus menggaungkan upaya promotif dan preventif dalam bidang pencegahan COVID-19 utamanya mengenai kepatuhan masyarakat akan protokol kesehatan. Dalam pertemuan tersebut, dibahas pula sinkronisasi data pusat dan daerah. Tim Kemenkes menyampaikan siap mengkoordinasikan lebih lanjut untuk kesamaan data dalam sistem pelaporan, sehingga bisa menjadi dasar bagi pemerintah untuk menentukan kebijakan-kebijakan pengendalian COVID-19 secara lebih tepat dan cermat.


Acara tanggal 17 September 2020 diakhiri dengan kunjungan ke RSUD K.R.M.T Wongsonegoro. Dalam audiensi tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Yulianto Prabowo menegaskan hingga saat ini ketersediaan ruang isolasi di Jawa Tengah masih terbilang aman. Utilisasi ruang isolasi maupun ICU sekitar 60% sehingga ada sekitar 40% yang masih bisa dipakai. Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama RSUD K.R.M.T Wongsonegoro Susi Herawati mengungkapkan tingkat keterisian ruang isolasi COVID-19 di RS terkait justru menurun jika dibandingkan bulan sebelumnya. Dari total 127 ruang isolasi yang disiagakan baru terisi 46 tempat tidur, sementara 81 sisanya kosong. RSUD Wongsorejo juga mampu melakukan pemeriksaan diagnostik COVID-19 sendiri, dengan kapasitas pemeriksaan sebanyak 500-600 sampel per hari. dr. Jajang Edi Priyatno mengapresiasi langkah cepat penanganan COVID-19 di Provinsi Jawa Tengah. Yang sudah dilakukan oleh Pemda Provinsi Jawa Tengah selama ini telah sesuai dengan apa yang menjadi kebijakan pusat. Menurutnya, ini langkah yang bagus dan diharapkan terus diperkuat agar pengendalian COVID-19 di Jawa Tengah bisa makin maksimal. Berbagai inovasi baru untuk mengendalikan COVID-19 seperti program Jogo Tonggo adalah bentuk pendekatan baru yang efektif meningkatkan empati dan kesadaran masyarakat untuk saling membantu sesama. Hal ini penting mengingat COVID-19 telah menimbulkan persepsi negatif masyarakat. Lebih lanjut, dr. Jajang kembali menekankan bahwa protokol kesehatan yakni mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak adalah kunci untuk memutus mata rantai penularan, oleh karena itu nilai-nilai ini harus terinternalisasi oleh semua pihak untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. dr. Jajang berpesan bahwa pandemi COVID-19 tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah pusat saja. Dibutuhkan dukungan dan kerja bersama dari seluruh pihak, baik pusat dan daerah, sehingga solidaritas di antara keduanya terus meningkat. Pemerintah pusat siap mendorong terciptanya koordinasi yang baik, serta siap memberikan dukungan logistik kesehatan jika dibutuhkan. Sinergi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sangat penting dalam Upaya Percepatan Penanganan COVID-19 ini.


Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Peningkatan Pelayanan, Brigjen TNI (purn), dr. Jajang Edi Priyatno, Sp.B., M.A.R.S., beserta tim masih melanjutkan kunjungan ke beberapa rumah sakit di kabupaten/kota lainnya di Provinsi Jawa Tengah.