Peningkatan Kapasitas SDM Teknis Sanitarian BBTKLPP Yogyakarta Tahun 2020


Guna meningkatkan keterampilan dalam pengelolaan sampah bagi fungsional sanitarian di bidang ADKL BBTKLPP Yogyakarta mengadakan pelatihan. Kegiatan dilaksanakan 03-04 Maret 2020, narasumber dari Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Jumlah peserta 12 orang terdiri pejabat struktural dan fungsional sanitarian di Bidang ADKL.

Hari pertama dimulai pembukaan dan pemaparan materi yaitu  Pengelolaan Sampah Terpadu oleh Dr. Bambang Suwerda, S.ST., M.Si, materi Stop Nyampah oleh Dr. Iswanto, S.Pd., M.Kes. Pada pembukaan ibu Feri Astuti, S.T., M.P.H menyampaikan agar peserta mengikuti pelatihan dengan serius. Materi pelatihan dapat disampaikan pada saat sosialisasi hasil kegiatan surveilans faktor risiko penyakit potensial KLB/wabah pada arus mudik lebaran, lingkungan sekolah dan event khusus.

Dr. Bambang Suwerda, S.ST., M.Si menyampaikan pengelolaan sampah yang baik dilakukan secara berkesinambungan dengan memberdayakan masyarakat. Salah satu langkah yang efektif adalah dengan mengedukasi anak sedini mungkin tentang pengelolaan sampah, bila anak-anak sadar sampah mereka yang akan selalu mengingatkan orang tuanya. Konsep pengelolaan sampah adalah mengurangi sampah dari bak sampah untuk menjadikan bentuk lain, serta mengurangi perilaku masyarakat membakar sampah. Dalam pembentukan bank sampah lebih banyak melibatkan masyarakat dan memilih salah satu menjadi agen of change. Prinsipnya sampah alam dikembalikan ke alam, sampah pabrik kembali ke pabrik.

Dr. Iswanto, S.Pd., M.Kes.menyampaikan sebelum membeli sesuatu harus gemi, nastiti dan ngati-ati. Gemi artinya hemat, nastiti: teliti, memilih barang yang bisa awet dan ngati-ati: memelihara agar tetap awet. Gaya hidup meminimalis sampah sangat penting. Pengelolaan sampah berbasis masyarakat akan lebih maksimal bila disupport oleh pemerintah. Seperti di Sleman kompos yang dihasilkan dibeli oleh pemerintah. Kabupaten Bantul digalakkan ASN untuk menabung sampah. Mengelola sampah dengan 3-Kid (mulai dari yang kecil, mulai dari diri sendiri, dan mulai dari sekarang).

Kunjungan dan praktek pembuatan kompos dilakukan di Desa Wisata Sukunan. Di sini terdapat bank sampah yang dikelola masyarakat, seminggu sekali melayani tabungan sampah dan sedekah sampah. Pemilahan sampah dimulai dari rumah tangga sebelum ditabungke bank sampah. Sebagian sampah plastik dijadikan kerajinan tangan untk dijual. Sampah organik dan sampah kebun dibuat kompos. Masyarakat dibiasakan mengelola sampah dalam biopot di rumah masing-masing.